Selasa, 27 September 2016

Menghibur karena Merasa Salah

Sebelumnya kami sempat membahas tentang "Memukul sebagai komunikasi anak" dan bagaimana mengatasinya. Setelah ayah menulis artikel tersebut, ayah mendapat cerita dari bunda melalui WhatsApp saat ayah masih di kantor. Sebuah cerita yang lucu tentang tingkah polah mas Arvin yang menghibur anak tetangga karena ia merasa salah. Beginilah cerita bunda selengkapnya.
>>
Alhamdulillaah ... pagi tadi tidak ada tangisan Arvin (2 tahun 2 bulan) karena konflik dengan teman.

Main sama Naila (bukan nama sebenarnya, usia 2,5 tahun) aman.
Main sama Exa (bukan nama sebenarnya, seumuran mas Arvin) aman.
Main sama Laila (bukan nama sebenarnya, usia 3 tahun ke atas) yang masih waspada.

Hampir saja Laila dipukuli gara-gara Laila disuruh minggir tidak mau.
Namun berakhir dengan happy ending (atau lebih tepatnya lucu ^_^).

Ceritanya lengkapnya begini.
Arvin ingin duduk berdua sama Naila di badukan (Bahasa Jawa: tempat duduk di halaman depan rumah) rumah Bu July (bukan nama sebenarnya). Kemudian datanglah Laila ingin duduk bersama.

Awalnya Arvin sudah kasih alternatif ke Laila disuruh duduk di depan pagar rumah Bu July. Tapi Laila diam saja tidak mau beranjak. Akhirnya didorong-dorong Arvin, tapi Laila tetap tidak mau pindah.

Akhirnya tangan Laila dipukul Arvin. Kemudian, bunda minta Arvin minta maaf. Dan bunda jelaskan kalau tempat duduknya masih cukup buat Naila, Arvin, dan Laila duduk. Arvin pun mau minta maaf. Tapi Laila tidak mau diajak salaman.

Kemudian bunda bilang,
"Tuh khan Mbak Laila ngambek, gimana hayo??".
Lha kok Arvin berubah jadi ngudang Laila sambil senyum-senyum,
"gak papa duduk nini yaa ... yaa" ^_^
<<

Sesampai ayah di rumah, ayah beri pelukan ke mas Arvin, dan berkata, "pinter, tadi kata bunda mas arvin main sama temannya sudah lebih bisa akur ya. Besok kalau main sama teman yang akur lagi nggih, mas". Mas arvin jawab: "nggeh" (Bahasa Jawa: iya).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar